Senin, 16 Mei 2016

Seri Kuliner Dayak Maanyan Jilid 2

Papai, Pakasem Baya Gaguduh Nanakan
          Makanan berikut ini memang tidk bisa diklaim khas dayak Maanyan, namun sudah dikenal oleh masyarakat dayak Maanyan sejak jaman dahulu.

1. Papai
          Papai dikenal juga oleh Dayak Dayak yang lain, maupun suku bangsa yang lain. Dayak Ngaju menyebutnya sebagai mandai. Sebagian menyebutnya dame atau  dami. Makanan ini terbuat dari kulit cempedak yang telah dibuang kulit luarnya yang tipis. Kulit yang sudah dikupas diberi garam secukupnya. Papai ini enaknya digoreng saja, baik kering maupun dioseng basah. Kalau menginginkan rasa papai yang manis dan lunak, maka segera sesudah dikupas dan diberi garam sedikit langsung digoreng, kalau menginginkan papai yang agak kecut dan dagingnya sedikit keras rendam dulu dalam air garam 1-2 malam, lebih dari 1-2 malam papai kecut tapi lunak. Saya sendiri suka papai yang asam diiris tipis tipis digoreng kering dengan irisan bawang Bombay yang banyak dan irisan cabe rawit plus sedikit MSG, enak sekali.

Dahulu orang menyimpan papai dalam guci atau stoples selama berbulan bulan, sebagai persediaan. Karena papai bukan dianggap sebagai sayur namun juga pengganti daging sebagaimana tempe dan tahu.

2.  Gaguduh Nanakan

          Nanakan atau cempedak (Artocarpus cempeden) juga enak digoreng sebagaimana membuat pisang goreng, namun yang paling enak digoreng di atas api kecil dan agak lama, sehingga biji di dalamnya betul betul matang, sehingga selain daging cempedak , bijinya juga bisa dinikmati. Biji cempedak juga enak direbus, sampai kulitnya terkelupas, biji ini mengandung karbohidrat yang tinggi.

3.  Pakasem

          Sebagaian daerah menyebutnya pakasam, namun di Malaysia Timur (Kalimantan) pakasam sama dengan “wadi”. Jadi bukan pakasem. Pembuatan pakasem hampir sama dengan wadi, namun yang menjadi pengawetnya adalah garam dan nasi dingin. Penyimpanannya sama dengan pembuatan wadi (lihat tulisan saya terdahulu), namun dalam waktu tiga hari sudah “jadi”, semakin lama pakasem, daging dan tulang ikan atau daging yang dipakasem menjadi lunak. Sangat enak pembaca…seperti rasa wadi, namun lebih asam.

1 komentar:

  1. sip..
    kunjungan : http://sangkaicity.blogspot.co.id/2016/05/bahasa-sangiang-bahasa-roh-dayak.html

    BalasHapus