Selasa, 10 Mei 2016

Makhluk Halus Suku Dayak Maanyan Pada Jaman Dahulu

Jenis jenis Makhluk Halus dan cara menangkal ala Dayak Maanyan Jaman Dulu

          Tulisan ini tidak dimaksudkan sebagai referensi bagi pembaca, hanya untuk berbagi pengetahuan dan bacaan ringan yang saya susun berdasarkan hasil wawancara non formal dengan belian disela sela “show” mereka. Percaya atau tidak dipersilakan kepada para pembaca yang budiman dan bijaksana. Penulis sendiri sampai saat ini tidak pernah diganggu oleh makhluk halus apapun, dan hanya mengandalkan doa kepada Allah Bapak di Sorga.

          Penulis sebagai Putra Dayak Maanyan berdarah biru membuat tulisan ini dengan maksud untuk menjawab rasa panasaran kita terhadap cerita cerita mistis orang tua jaman dulu. Daripada menambah simpang siur saya mewawancara 2 orang belian ( 1 Itak Itak dan 1 Kakah kakah) yang menolak namanya disebut. Selamat  membaca !

1. Palasit/Pulasit

          Jenis makhluk  halus ini adalah pengganggu pada saat saat tertentu misalnya pada wanita nifas dan haid atau pada laki laki yang baru terluka dan mengeluarkan darah. Palasit sepertinya ikan hiu, dapat mencium bau darah dari jarak yang sangat jauh, makhluk ini sangat haus darah tapi idak bisa membuat luka, hanya mencari darah yang keluar.Asal muasalnya Makhluk halus ini adalah dari daerah pegunungan keramat di daerah Kalimantan selatan, makanya bila “masuk” palasit, korban akan berteriak dengan bahasa Banjar tulen, bahasa banjar jaman dulu, walaupun kadang si korban tidak bisa berbahasa banjar sama sekali. Konon makhluk ini jaman dulu diusir oleh pangeran dari kerajaan Banjar yang sakti. Ada juga mengatakan makhluk halus ini merupakan peliharaan orang untuk pesugihan. Menurut beberapa orang yang “mampu” melihat (untung penulis tidak punya kemampuan ini, karena memang tidak punya nyali melihat macam macam fisik yang aneh dari makhluk halus), palasit berwujud seorang ibu ibu umur 50 tahunan, memakai baju putih, kerudung tipis putih yang hanya menutup bagian belakang kepala, dan rambutnya yang panjang dan indah disanggul dengan rapi.

Makluk ini sangat takut dengan benda benda yang berbau tajam, karena itu sering ditangkal dengan bawang putih, dariangau, dan kencur, untuk jenis palasit  kelas teri memang mudah ditakuti dengan benda benda ini, tapi ingat benda tersebut harus berjumlah ganjil, 1, 3, 5 atau 7. Konon jumlah ganjil menambah efek bau dari benda tersebut. Wanita haid dan pria yang baru mengalami luka berarah banyak yang tinggal di kawasan yang dicurigai banyak palasitnya agar memasukkan benda benda tersebut ke bawah bantal atau kasur.

Untuk wanita baru melahirkan, sangat disarankan untuk memasangkan sedikit air pelimbahan (air dari parit kotor aliran bekas mencuci piring), atau juga arang wajan yang dioleskan di belakang telinga, atau di bagian telapak kaki.Palasit ini menggunakan pakaian pakaian putih sangat bersih dengan kerudung (mirip selendang karena kecil) yang putih bersih, konon bila pakaiannya kotor oleh noda bukan darah, mahluk halus tersebut tidak bisa kembali ke “dunia”nya lagi.Untuk palasit yang sudah menyerang, biasanya harus dilawan. Cara paling efektif adalah dengan mengambil batok kelapa, oleskan sedikit abu , bawa pisau yang tajam bilang ke Palasitnya “saya akan menggunduli kepalamu, hingga gundul dan tak cantik lagi” biasanya palasit segera meninggakan korbannya.Palasit kelas tinggi hanya diusir dengan tatulak palasit sejenis mantera yang tidak terlalu panjang, yang ti tiup diubun ubun dan kaki “korban”, Belian yang saya wawancara memperingatkan saya untuk tidak menulis “tatulak Palasit” ini untuk umum.

2. Panaaten/Kuyang

Jenis makhluk halus ini konon merupakan “endemik” Kalimantan tengah, jaman dulu pada daerah daerah daerah DAS Kapuas-Kahayan-Barito yang memang mempunyai penduduk yang punya garis keturunan “kuyang”. Masyarakat Maanyan benua lima menyebutnya “kamaaten”.Jenis Makhluk halus ini memang khas, dia konon menggunakan orang hidup sebagai inangnya. Panaaten secara fisik adalah wanita baik muda sampai tua, dengan rambut panjang tergerai, dan isi tubuh yang keluar, karena tubuhnya di tinggal, kamaaten hanya terbang  dengan membawa kepala dan organ tubuhnya tanpa terbungkus badan lagi.

Makluk halus ini hanya akan keluar malam hari dengan membawa sejenis lantera, ada beberapa orang sering melihat makhluk ini dengan kasat mata. Kamaaten biasanya keluar kalau ada mencium bau darah, baik dari orang sehabis melahirkan maupun karena luka parah, makhluk ini dipercaya mengisap darah korban dengan cara tidak kelihatan.Menangkal makhluk halus ini dilakukan dengan menaruh cermin di lantai menghadap atas pada kamar seseorang yang berpotensi didatangi kamaaten, atau air dalam baskom yang besar karena kamaaten sangat ketakutan melihat bayangannya sendiri.Pengusiran dilakukan dengan menabur dedak kasar/walenun dekat tempat tidur, dedak kasar sangat ditakuti kamaaten karena bisa lengket pada  organ tubuhnya yang berburai keluar. Cara ini sangat efektif, tak ada kamaaten atau kuyang yang berani dekat dekat dengan dedak.Pengusiran cara lain dengan menggunakan sebuah akar yang biasa merayap di tanah yang dalam bahasa Maanyannya disebut “walayen”. Akar ini dicambuk ke udara dengan keras dan mengeluarkan bunyi berdesing.

3. Hantu'en

Hantuen adalah jenis makhluk halus yang sulit didefinisikan, karena hantuen bukan merupakan “spesies” tapi “family” dari kelompok makhluk halus yang suka mengganggu manusia yang “lamah bulu’ atau sensitif terhadap gangguan makhluk halus.Hantuen bisa jadi penghuni pohon keramat tertentu, goa tertentu, gunung tertentu, jurang tertentu atau rumah tua tertentu. Kelompok Jin, gendorowo, dan sebagainya merupakan kelompok Hantuen. Ada 3 karakter dari hantuen ini, yang pertama adalah hantuen yang cuek bebek dengan aktivitas manusia, konon mereka hanya akan “menegur” manusia jikamengganggu alam mereka. Karakter kedua adalah karakter jahil, suka menakut nakuti manusia dan bisa menampakkan diri walaupun tidak lama. Namun orang dengan Indera ke -6 dan Ke-7 dapat melihat jenis jenis hantuen ini. Karakter ketiga dalah karakter red/merah  adalah jenis yang kalau terganggu akan berbuat brutal dan konon bisa meminta tumbal nyawa.

Dalam dunia Belian, Hantuen Karakter 1 dan 2 kadang bisa dipanggil oleh “pawang” atau wadian untuk diminta tolong menyembuhkan sesuatu penyakit atau keluhan lainnya. Tempat tempat yang dihuni oleh Hantuen karakter 1 dan 2 ditandai dengan kain atau bendera kuning, biasa terdapat di muara sungai, tikungan sungai, pohon tua, kuburan tua tanpa nama, gunung, batu dan sebagainya.Hantu'en jenis Red atau merah atau karakter 3, adalah jenis makhluk halus yang sangat enggan diganggu manusia, dipanggil, atau diusik usik, karena “mereka” akan murka. Menurut Hikayat jenis merah adalah kasta tertinggi, dan  bisa memerintahkan, atau menghukum yang jenis kuning (karakter 1 dan 2).

Pemanggilan Hantuen merah hanya bisa dilakukan dalam upacara besar sekelas “manyanggar” dalam bahasa Dayak Ngaju. “mereka” disediakan tempat sesajen atau “meja makan” tersendiri,  terpisah dan spesial, lengkap dengan kain merahnya, tidak boleh digabung dengan kategori kuning.Seorang belian yang saya wawancara menolak keras untuk menjawab ketika saya tanya bagaimana cara “mengusir” jenis hantuen ini. Menurut  beliau keahlian ini hanya dimiliki oleh mereka yang berstatus wadian atau belaian atau orang pintar, yang hanya diperoleh dengan lelaku dan tapa/itampadi tertentu.

5. Bajat

Bajat kalau  didefinisikan ke dalam bahasa Indonesia adalah makhluk jadi jadian, yang bisa berbentuk binatang tertentu, yang paling lazim adalah bajat karewau (mirip kerbau), maupun bajat wuah (mirip Buaya). Mungkin di pulau Jawa ada yang disebut babi ngepet juga masuk kategori bajat.Yang menjadi bajat dalah manusia biasa yang mempunyai awai bajatatau”kelainan tertentu”. Sebagian besar bajat  ini disinyalir adalah untuk pesugihan, namun seorang Kakah/Kakek mengatakan bahwa bajat awalnya muncul pada saat kelaparan hebat melanda Kalimantan pada saat musim kering sepanjang sekitar tahun 1800 an, menggunakan kesaktian bajat konon untuk survival di saat bencana kelaparan.Bajat hanya hanya muncul pada petang atau malam hari, itupun tidak muncul setiap malam. Bajat hampir dipastikan muncul pada saat ada orang sekampung meninggal, hanya memang tidak muncul di tempat ramai dan hanya orang tertentu yang bisa melihatnya.

Jika anda bertemu Bajat, hindari membelakanginya (kalau saya jangankan mikir menghadap atau membelakanginya, yang pasti saya akan terkencing kencing ambil langkah seribu he he), bajat sangat takut melihat mata manusia. Bajat juga sangat takut dengan abu dapur atau atau besi(parang atau sejenisnya) yang sudah dikasih abu

6. Alah Datu

Jenis Makhluk halus ini biasanya penunggu hutan belantara yang lebat, mempunyai bobot yang berton ton tapi mampu hinggap di daun ilalang dengan sempurna. Makhluk ini akan menunjukan diri kalau  terganggu atau “terpanggil” oleh ulah manusia.Konon makhluk ini hanya “menegur” atau  menakut nakut saja, tidak mengganggu secara brutal dan berakibat fatal. Adapun aktivitas2 yang ditabukan untu dilakukan di tengah hutan pada malam hari adalah membakar udang sungai,membakar ikan saluang, membakar terasi dan memotong ayam kampung jago berwarna merah. Aktivitas ini akan mengundang datu. Kehadiran datu ditandai dengan bunyi dentuman benda benda yang berat berjatuhan namun tidak kelihatan makluknya.

7. Kariyau

Kariyau adalah jenis makhluk halus yang jahil, dan biasa hanya ada di dalam hutan atau kalaupun masuk kampung pada malam hari. Kariyau biasa menyebabkan korban mengalami disorientasi  atau kehilangan akal dan arah, dalam hutan biasanya membuat korban tersesat dan sama sekali tidak menemukan jalan pulang, bisa sejauh jauhnya berjalan akan kembali ke tempat semula atau memang betul betul kehilangan jalan.Menurut penuturan tua tua kampung, Kariyau tidak “mematikan”.  Setelah puas menyesatkan korbannya dia akan mengembalikan korbannya ke daerah dekat dekat dengan rumah atau pondok atau jalan yang ada penduduknya, sehingga akan korban akan ditemukan dalam keadaan bingung, kosong dan kehilangan akal sehat.

Ada 2 cara yang dapat dilakukan bila merasa sudah “disesatkan” atau sejauh jauhnya berjalan tetap kembali ke tempat semula, yaitu dengan membalik baju yang dipakai, bagian depan menjadi bagian belakang, konon Kariyau yang lengket di pakaian akan menerima efek balik sehingga kariyau tersebut akan tersesat. Cara kedua yang lebih efektif adalah dengan mencari akar-akaran an atau kayu yang bisa kita belah tanpa harus terputus, masuklah lewat tengah belahan tersebut. Konon Kariyau tidak bisa melewati kayu/tumbuhan hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar