Senin, 30 Mei 2016

Souvenir Dayak Maanyan


Souvenir Dayak Maanyan

Oleh-Oleh Khas Kalimantan
Patung miniatur perahu dayak merupakan Souvenir khas Kalimantan, yang terbuat dari bahan Kayu alami.
Getah Nyatu

Souvenir ini memiliki harga yang bervariasi dari harga Rp. 100.000 sampai harga yang mahal pun dengan kualitas yang lebih bagus lagi. Ada pun Harga Rp. 600.000
Baju Dayak Maanyan 



Pemesanan Bebas, Tidak ada Minimum Pemesanan, Berapa pun kami siap melayani.

Dan Masih banyak lagi oleh2 khas kalimantan lain nya


Untuk Info Pemesanan :
Sms/Telpon HP. 085249712120
Invite PIN BB : D48388E3

Pusat Oleh-Oleh Kalimantan : Sinta Rariang - Tamiang Layang
Alamat : Jln, A. Yani RT.1 No. 23 Tamiang Layang
Tamiang Layang - Kalimantan Tengah - Indonesia.

Sinta Rariang - BaruhPinang


Terima kasih Atas Partisipasinya!!!!!

Sabtu, 28 Mei 2016

Kata-kata Bahasa Dayak Maanyan

Tubuh= Tenga
Manusia=Murunsia
Rambut=Wulu
Kepala=Ulu
Muka=Uru wawa
Mulut:wawa:suaw
Dahi=Ra’i
Otak=Utek
Kulit=Kudit/Upak
Kening=Kaning
Mata=Mate
Hidung=Urung
Bibir=Wiwi
Gigi=Dipen
Gusi=Lalingirin
Lidah=Lela
Ludah=Iwey/Rura
Dagu=Ra’ang
Pipi=Pahu

Kamis, 26 Mei 2016

Perkawinan Suku Dayak Maanyan

Menurut kepercayaan orang Dayak Maanyan merupakan suatu keharusan apabila usia sudah memenuhi persyaratan untuk membina rumah tangga. Ada beberapa jenis perkawinan yang ada sebagai berikut:

A.    Jenis-Jenis Perkawinan

1.      Adu Pamupuh/ Pertunangan
Yang dimaksud dengan adu pamupuh adalah perkawinan yang dilakukan oleh orang tua dari kedua belah pihak mempelai yang merestui hubungan pasangan tersebut yang disaksikan oleh Mantir serta pangulu, akan tetapi mereka tidak boleh berkumpul sebagai suami-istri. Hal inilah yang disebut pertunangan, sedangkan upacara perkawinan sebenarnya masih mempunyai tenggang waktu yang telah disepakati secara bersama-sama oleh kedua belah pihak.

2.      Adu Ijari/Mitun / Kawin Lari
Adu Ijari adalah perkawinan yang di lakukan oleh dua sejoli yang melarikan diri, serta minta dikawinkan oleh wali (usbah/asbah) dari salah satu pihak dari calon mempelai,serta tidak kepada orang tua sendiri. Biasanya pasangan yang Ijari itu menyerahkan bukti berupa cincin, kalung dan sebagainya sebagai bukti bahwa mereka ingin kawin. Ijari terjadi karena ketidak cocokan diantara orang tua, namun kedua mempelai memaksa ingin kawin.

3.      Adu Pangu’l
             Adalah sebuah perkawinan yang direstui oleh kedua belah pihak yang disaksikan oleh Mantir Epat dan Pangulu Isa serta wali usbah/asbah dari kedua belah pihak namun di lakukan pada malam hari/ petang.

4.      Adu Gapit Matei Manu
Adu Gapit Matei Manu adalah dimana dalam pelaksanaannya ayam yang di potong ialah ayam jantan sebanyak dua ekor. Kedua mempelai duduk diatas sembilan ( 9 gong (agung) yang di apit oleh empat (4) wanita dan tiga (3) pria. Biasanya yang mengapit adalah saudara dekat dari kedua mempelai seperti sepupu sekali. Perkawinan itu disahkan dengan memercik darah ayam dengan daun Bayam Istambul dan daun Rirung Kammat kepada kedua pakaian mempelai.
Acara Adu Gapit Matei Manu biasanya di lanjutkan dengan acara Turus Tajak atau sumbangan dari para undangan, kerabat atau para tamu yang hadir disertai berbagai petuah akan sumbangan tadi bagi kedua mempelai. Petuah yang diberikan itu dimaksud membina rumah tangga yang baik disebut wawaling. Pada acara ini tanpa diadakan wadian.

5.      Adu Gapit Matei Iwek
    Perkawinan ini hampir sama dengan Adu Gapit Matei Manu bukanlah ayam
     jantan, tetapi binatang yang di korbankan adalah iwek (babi)

6.      Adu Gapit Manru Matei Iwek

7.      Pada perkawinan ini kedua mempelai sama duduk diatas sembilan(9)   buah gong(agung) diapit oleh empat(4) wanita dan tiga(3) pria di tambah        Wadian Bawo/Bawu. Perkawinan  ini adalah sebuah perkawinan yang tinggi nilainya dalam tataran hukum adat perkawinan di daerah Nansarunai. Perkawinan ini disertai dengan hukum adat dari kedua mempelai ketentuan hukum adat itu sebagai berikut:
        7.1.  Hukum Kabanaran 12 rial/real. Uang rial dipakai adalah mata uang Arab karena merupakan alat jual beli ketika orang Maanyan yang berdagang di Kalimantan hingga Madagaskar dari abad 10 sampai abad 14.
       7.2  Hukum Pinangkahan/Pilangkahan.  Artinya kedua belah mempelai harus membayar denda perkawinan bila mana pihak mempelai wanita menikah lebih dahulu dari kakak perempuannya.
       7.3  Tutup Huban/Uwan, adalah hukum adat yang memberikan hadiah kepada pihak kakak atau nenek mempelai wanita bilamana yang bersangkutan kakak atau nenek masih hidup.
       7.4  Pania /Pamania Pamakaian. Pihak mempelai pria harus mengeluarkan pakaian lengkap kepada mempelai wanita.
Dalam sebuah perkawinan adat suku Maanyan kadang di lengkapi dengan Namuan Gunung Perak (hajat dari orang tua mempelai) sebagai perlengkapan acara adalah Wadian Bawo/Bawu biasanya lama perkawinan ini adalah 2 hari 2 malam.
Acara Nyamma wurung Juwe (jue) apabila yang dicari adalah mencari wanita maka disebut Mintan Wurung Juwe(jue). Dan apabila mencari mempelai pria disebut Mulut Wurung Juwe (jue). Acara ini adalah mencari kedua mempelai yang disaksikan oleh Mantir dan Penghulu, setelah kedua mempelai yang sebenarnya di temukan oleh wadian mereka lalu didudukan diatas gong yang di apit oleh empat(4) wanita dan tiga(3) pria. Peristiwa itu disaksikan oleh mantir dan pangulu serta para kerabat dan hadirin yang hadir.
Mantir dan pangulu memercik atau memalas darah babi pada kedua mempelai beserta wawaling dan hadirin memberi turus tajak. Wawaling dan Turus Tajak di berikan sebagai bekal atau langkah awal kedua mempelai dalam membina rumah tangga yang baik di kemudian hari.
Dalam perkawinan Adu Gapit Manru Matei Iwek ini ada acara Pagar Tonnyo’ng yaitu di depan rumah calon mempelai wanita, keluarga dari calon mempelai pria mengucapkan syair-syair (bahasa Pangunraun atau bahasa sastra Maanyan) yang di sambut oleh keluarga mempelai wanita dengan penuh penghargaan yang tulus atas kedatangan keluarga mempelai pria. Keluarga mempelai pria pada jaman dahulu membawa lemang/lamang yang di bawa oleh orang dengan senjata tombak. Hal ini hampir bisa disamakan dengan natas banyang/ lawang sekepeng.

B.     Pemenuhan Hukum Adat
 Perkawinan adat suku Maanyan sekarang jarang sekali di jumpai seperti yang diatur oleh  Nini Punyut atau Etuh dengan alasan:

1.      Hampir sedikit pemeluk Ugama Dahulu /agama dahulu yang kemudian disebut Kaharingan di wilayah Barito Selatan dan Barito Timur, karena sebagian besar telah berpindah keyakinan menjadi Kristen (ungkup) atau Islam ( hakei/bahakei).

2.      Orang Maanyan yang berpindah keyakinan menjadi Muslim/Islam tidak lagi mengunakan hukum adat perkawinan Maanyan.

3.      Orang Maanyan yang beragama Kristen tetap menegakkan hukum adat Maanyan jika mempelai wanita dan pria dari suku yang sama. Atau dari suku lain menikah dengan wanita suku Maanyan dan dilakukan di Tumpuk Maanyan.

4.      Orang Maanyan Kristen  tidak melakukan Pernikahan Adat namun menyebutnya Pemenuhan Hukum Adat yang dalam susunan acaranya dilakukan dengan beberapa tahapan:
         4.1  Natas Banyang (jika dikendaki)
         4.2  Kebaktian yang dilaksanakan oleh Pihak Gereja.
         4.3  Mamai Paner dari semua wali asbah/usbah kedua belah pihak mempelai yang tentang maksud dan tujuan kedatangan mempelai pria sekaligus  memperkenalkan “sorosilah keluarga”. (barang-barang selama pertunangan di keluarkan kembali) Jika telah sepakat  maka mempelai wanita akan keluar menemui mempelai pria. Jika di kendaki bisa lebih meriah dengan diadakan acara ngantara wurung juwe  acara ini dilakukan oleh sanggar tari. Setelah di dapat mempelai wanita maka diadakan pembayaran/ pemenuhan hukum adat yang disaksikan oleh mantir/damang, dari saksi dari kedua belah pihak yang jika semua sudah terpenuhi dan dilanjutkan penandatangan perjanjian kawin. Acara biasanya dilanjutkan dengan Turus Tajak. Acara makan dan minum sekarang dilakukan bisa sebelum atau sesudah perkawinan. Dalam acara pemenuhan hukum adat biasanya kedua mempelai belum boleh berkumpul bersama sebelum dilakukan pemberkatan oleh pihak gereja. Acara bisa dilakukan selama 2 hari bisa juga dilakukan dalam 1 hari sesuai dengan keadaan/ kesepakatan .
Beberapa ritual agama dahulu yang berhubungan dengan darah dan mistis tidak dilakukan oleh pemeluk Kristiani. Jenis-jenis barang selama acara Pemenuhan Hukum Adat yang dipakai disesuaikan dengan perhitungan sekarang.

C.    Tata Cara Pembayaran Pemenuhan Hukum Adat
Berdasarkan Sidang Mantir Adat Kedemangan Paju X (kecamatan Dusun Timur dan kecamatan Awang  pada hari Selasa tanggal 03 Desember 2013 di Tamiang Layang maka Watuan hukum tetap mempertahankan Real sebagai nilai standar. Jika dahulu satu real di hargai Rp.6.000 maka diangkat nilainya menjadi Rp.25.000 / real. Berikut ini beberapa hal yang merupakan ketetapan baru dalam penetapan hukum adat di Paku X :
Menetapkan Watuan hukum dalam pelaksanaan pemenuhan hukum adat pra pernikahan serta permasalahan dalam rumah tangga, apa bila terjadi hal-hal yang tidak terduga (sanksi).
1.      Tanda bukti pengakuan pendahuluan-pamupuh-basi kurik: Rp: 100.000  boleh berupa barang atau uang beserta barang oleh pengantara kepada pihak yang di tuju.

2.      Ngantane(antane upu-antane wawei) nyurung hubung mapan timmau. Pertunangan: uang minimal Rp.100.000 Barang peminangan serta cincin (kalau ada) diantar oleh Purus Wali Pematang Asbah pihak peminang kepada yang di pinang. Rembuk mufakat penentuan hari pelaksanaan pernikahan, tentang dana dan sebagainya.

3.      Pemenuhan Hukum Adat Pra Pernikahan
         3.1  Keagungan Mantir : 3 real = Rp.75.000 Kehormatan kepada Mantir untuk menetapkan Watuan hukum adat yang di penuhi masing-masing (peningkatan) adat pihak mempelai berjumlah 6 real : Rp.150.000
         3.2  Kabanaran: 12 real:  Rp.300.000 Adat yang di penuhi oleh mempelai laki-laki sebagai tanda bukan main-main (sungguh-sungguh ingin menikahi).
         3.3  Pamania- pamakaian
                 1 kain   - Baju
                 1 kain   - Kuwing
                 1 kain   - Bahalai (kain batik panjang)
                 1 kain   - wunut (sarung) .
         3.4  Lanjung ume petan gantung : 3 real =75.000  tanda bukti mempelai pria siap meninggalkan orang tua dan mengabdi kepada istri dan anak, membina,menjaga dan melindungi.
         3.5  Tutup Uwan  :kain panjang (bahalai) kehormatan kepada itak/kakah, kalu masih ada. Adat ini di penuhi oleh kedua mempelai (peningkatan adat).
         3.6   Panangkahan: 3 real: Rp.75.000. Hukum adat ini di penuhi oleh mempelai wanita jika menikah mendahului kakak perempuan.
         3.7  Summang-salak :3 real= Rp.75.000. Di bayar oleh Tutur Imme.
         3.8  Pangarasa Anak:  3 real = Rp 75.000, anak di tinggal saat masih kecil.
         3.9  Pangakuan Anak: 6 suku = Rp.37.500, (anak tere/anak tiri)
         3.10 Sapu Hirang  : 3 real= Rp.75.000 (bila ijari-itawun,hamil sebelum menikah).
         3.11 Nyurung Lantai: 3 real = Rp.75.000 Uneng piadu puang uneng pangantin wawei (uneng upu atau uneng lain).
         3.12          Ungkus Piadu : dasar pakat (dasar mupakat)
         3.13          Wakat Turus (Panamakat) adat : 3 real pihak laki-laki+ 3 real pihak perempuan di tambah turus tajak (dasar pakat)
         3.14          Cincin : pertunangan-pernikahan (tergantung keadaan)
         3.15          Pamaleng Harak : 6 real : Rp. 150.000 Baya manu-weah (dengan ayam dan beras) =                                                           6 real (total 12 real= Rp.300.000

         4.Administrasi             : Rp. 50.000
         4.1 2 orang saksi        : Rp. 100.000
         4.2 Majelis Jemaat     : Rp. 50.000
         4.3 Mantir desa          : Rp. 50.000
         4.4 Mantir adat           : Rp. 50.000

 5. Banyang: Tidak (puang) termasuk adat tetapi seni dan budaya
            (tidak   mengikat).

Rabu, 25 Mei 2016

Design Angka Dayak Maanyan

9999988 8999998 8988898999998 9888899
9888899888888988899888889 9889988
9888899999999 8999999999999 9998888
9888899888888889888 9888889 9889988
9999988 9888888899988 9888889 9888899


9888888999998999998 9888888988898999999888889
9998999 9888889888889 9998888988899888889998889
9889889999999 9999999 9889888999999999999 9889889
9888889888889888889 9888999 8889888 9888889888999
9888889888889888889 9888888899988 9888889888889



Caranya ketik angka 8 sprti berikut :

8888888
8888888
8888888
8888888
8888888

Trus ganti angka 8 menjadi 9 seperti berikut (membuat huruf ‘D’) tetapi tanpa garis bawah.

9999988
9888898
9888898
9888898
9999988

Trus kamu update deh status di fb angka – angka 8 & 9 tersebut,,
Kalau mau liat hasilnya
Ø      block smua angka tersebut
Ø      tekan ctrl + f
Ø      tekan 9
Ø      tekan ctrl + enter
Ø      slesai deeeehh…

Hasil tampilannya sperti ini

9999988
9888898
9888898
9888898
9999988


Silahkan desain sendiri huruf atau gambar sesuka kamu,, kamu juga bisa ganti angka 8 & 9 itu dengan angka – angka lainnya sesuai yang kamu mau….
Slamat mencoba..!!! ^_^

Senjata Suku Dayak Maanyan



Dalam kehidupan sehari-hari orang suku dayak sudah menggunakan alat-alat yang sudah sedikit maju (berkembang) seperti :

  • Sipet

Sipet / Sumpitan Merupakan senjata utama suku dayak.   Bentuknya bulat dan berdiameter 2-3 cm, panjang 1,5 – 2,5 meter, ditengah- tengahnya berlubang dengan diameter lubang ¼ – ¾ cm yang digunakan untuk memasukan anak sumpitan (Damek).Ujung atas ada tombak yang terbuat dari batu gunung yang diikat dengan rotan dan telah di anyam. Anak sumpit disebut damek, dan telep adalah tempat anak sumpitan.


  • Lonjo / Tombak 
dibuat dari besi dan di pasang atau diikat dengan anyaman rotan dan bertangkai dari bambu atau kayu keras





  • Telawang / Perisai. 
        Terbuat dari kayu ringan, tetapi liat. Ukuran panjang 1 – 2 meter dengan lebar 30 – 50 cm. Sebelah luar diberi ukiran atau lukisan dan mempunyai makna tertentu. Disebelah dalam dijumpai tempat pegangan.






  • Mandau 
        Merupakan senjata utama dan merupakan senjata turun temurun yang dianggap keramat.
        Bentuknya panjang dan selalu ada tanda ukiran baik dalam bentuk tatahan maupun hanya ukiran biasa. Mandau dibuat dari batu gunung, ditatah, diukir dengan emas/perak/tembaga dan dihiasi dengan bulu burung atau rambut manusia. Mandau mempunyai nama asli yang disebut “Mandau Ambang Birang Bitang Pono Ajun Kajau”, merupakan barang yang mempunyai nilai religius, karena dirawat dengan baik oleh pemiliknya. Batu-batuan yang sering dipakai sebagai bahan dasar pembuatan Mandau dimasa yang telah lalu yaitu: Batu Sanaman Mantikei, Batu Mujat atau batu Tengger, Batu Montalat.




  • Dohong
senjata ini semacam keris tetapi lebih besar dan tajam sebelah menyebelah. hulunya terbuat dari tanduk dan sarungnya dari kayu. senjata ini hanya boleh dipakai oleh kepala-kepala suku, Demang, Basi.

Minggu, 22 Mei 2016

Sederet Kuliner Khas Dayak Maanyan

Sebagai provinsi terbesar di Kalimantan, Kalimantan Tengah dikenal kuat dengan budaya Dayak. Sekitar 46,62 persen dari seluruh jumlah penduduk di provinsi itu adalah etnis Dayak. Selain itu orang dari suku Jawa dan Banjar juga banyak tinggal di Kalimantan Tengah. Hal ini pun memengaruhi kuliner dari Kalimantan Tengah ini pun mayoritas adalah makanan khas suku Dayak.

Wisata kuliner yang terkenal dari provinsi yang beribukota Palangkaraya ini antara lain juhu umbut rotan, juhu umbut sawit dan kalumpe. Makanan tersebut merupakan makanan asli orang Dayak di Kalimantan Tengah.

Juhu Umbut Rotan

Ya, rotan pun bisa dijadikan bahan untuk membuat masakan yang enak, seperti yang di ada di Kalimantan Tengah. Namanya umbut rotan yang merupakan kuliner yang dimiliki suku Dayak. Umumnya umbut rotan dikenal dengan uwut nang'e.

Makanan ini cukup unik karena memakai bahan dasar rotan muda atau tunas yang tumbuh pada pangkal rotan.

Sama seperti rebung pada bambu, tekstur pada rotan muda itu masih kenyal dan tidak keras seperti rotan yang sudah tua. Namun ada perbedaan, yaitu umbut rotan ini hanya bisa di gunakan sebagai sayur. Tidak seperti rebung yang bisa di gunakan sebagai bahan makanan lainnya.

Rasa dari rotan muda sedikit pahit dan gurih, sehingga membutuhkan bumbu khusus dalam proses memasaknya.

Cara pengolahannya, pertama rotan muda dibersihkan kulitnya, kemudian dipotong dalam ukuran kecil. Biasanya umbut rotan dimasak bersama dengan ikan baung dan terong asam.

Bicara soal rasa, juhu umbut rotan mempunyai rasa gurih, asam, dan kepahit-pahitan yang terpadu dengan rasa manis dari daging ikan. Ini yang menjadikan juhu umbat rotan memilki ciri khas yang unik.

Juhu Singkah Enyuh

Nah, makanan yang satu ini dimasak dengan memakai umbut kelapa atau singkah enyuh. Umbut kelapa ini berupa pucuk bakal batang kelapa yang belum jadi yang letaknya tepat di atas akar pada pohon kelapa yang usianya belum 1,5 tahun.

Melansir Tribun, bumbu yang dipakai untuk memasak juhu singkan enyuh sebenarnya sederhana saja seperti pada umumnya bumbu yang digunakan masakan Indonesia, seperti lengkuas, jahe, bawang merah dan putih, kemiri, serai, cabai, kunyit, terasi, dan daun jeruk purut. Keunikan terasa pada irisan-irisan umbut kelapa yang empuk, gurih dan berempah.

Juhu Umbut Sawit

Juhu umbat sawit adalah nama sayuran yang merupakan ciri khas suku Dayak Ngaju yang disajikan pada saat acara syukuran atau pesta pernikahan.

Kalau di Pulau Jawa, Anda mengenal sayur rebung, sayuran yang terbuat dari inti (bongkol) pohon bambu, maka sayur singkah ini juga berasal dari bongkol. Tapi, sayuran ini bukan diambil dari bongkol pohon bambu tapi bongkol pohon kelapa.

Bentuk dan warnanya tidak jauh berbeda dengan rebung yaitu putih. Tapi beda di rasa, sayuran ini jauh lebih manis bila dibandingkan dengan rebung. Ini mungkin karena asalnya dari kelapa.

Tak heran bila suku Dayak menyukai sayuran ini masih dalam kondisi mentah (belum dimasak). Biasanya juhu umbut sawit akan dimakan dengan dicampur dengan sambal.

Dikatakan Muliyani, dari bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, mengutip Tempo, keberadaan sayur umbut kelapa ini sudah ada sejak zaman leluhur orang Dayak. Juhu umbut sawit, menjadi hidangan wajib pada upacara-upacara adat zaman dulu.

Kalumpe

Kalumpe atau juga disebut dengan karuang adalah sayuran yang dibuat dari daun singkong yang ditumbuk halus. Kalumpe sebenarnya adalah bahasa Dayak Maanyan dan karuang sebutan sayur ini dalam bahasa Dayak Ngaju.

Cara membuat kalumpe dengan menumbuk halus daun singkong dan dicampur dengan terong kecil atau terong pipit. Lalu diitambahkan bumbu bawang merah, bawang putih, serai dan lengkuas yang dihaluskan. Ditemani dengan sambal terasi dan nasi panas, kalumpe menjadi hidangan yang sulit untuk ditolak.

Sekian info mengenai deretan kuliner dayak maanyan...

Jumat, 20 Mei 2016

Wadi: Seri Kuliner Dayak Maanyan Jilid 3

          Wadi adalah makanan berbahan dasar ikan atau menggunakan daging babi. Wadi bisa dibilang adalah makanan yang "dibusukan". Namun pembusukan ini tidak dibiarkan begitu saja, sebelum disimpan, ikan atau daging akan dilmuri dengan bumbu yang terbuat dari beras ketan putih atau bisa juga biji jagung yang di-sangrai sampai kecoklatan kemudian di tumbuk manual atau di blender.

          Dalam bahasa Dayak Maanyan bumbu ini disebut dengan Sa'mu dan dalam bahasa Dayak Ngaju disebut dengan Kenta. Pembuatannya yaitu ikan atau daging yang hendak diolah dibersihkan terlebih dahulu, kemudian direndam selama 5-10 jam dalam air garam.

         Kemudian daging atau ikan diangkat dan dibiarkan mengering. Setelah cukup kering ikan atau daging dicampur dengan Sa'mu sampai merata. Kemudian daging disimpan dalam kotak kaca, stoples, atau plastik kedap udara yang ditutup rapat-rapat.

          Simpan kurang lebih selama 3-5 hari. Untuk daging disarankan simpan lebih dari 1 minggu. Setelah selesao, wadi tidak bisa langsung dimakan tapi harus diolah kembali antara lain dengan cara digoreng atau dimasak.


          Walau pembuatannya terlihat mudah, tetapi apabila terjadi kesalahan sedikit saja dalam memasukan bumbu serta perendaman maka akan membuat wadi menjadi tidak enak bahkan tidak bisa dimakan. Oleh karena itu ada orang-orang tertentu yang memilki keahlian untuk membuat wadi yang enak.

Ini dia blog saya mengulas tentang apa itu Wadi?
tetap ikuti kelanjutannya...

Kamis, 19 Mei 2016

Seri Buah Khas Dayak Maanyan

     Berbagai daerah mempunyai berbagai buah khas dan punya rasa yang khas, Dorong tempat sata tinggal pun punya buah yang unik dengan nama AMUSISIN.
     Buah ini juga dikenal dengan nama karamunting. buah ini sangat mungil dengan rasa yang sangat manis dan hanya terdapat pada tanah gambut,tapi tidak sembarang tanah bisa ditumbuhinya. buah ini juga bisa bersaing dengan buah-buah yang biasa sikonsumsi.

      Karamunting ini banyak ditemukan di kampung saya… kalau boleh bernostalgia sejenak, berburu buahnya sewaktu saya masih kecil merupakan sebuah kesenangan tersendiri, bagaimana tidak pohon-nya yang hanya setinggi orang dewasa, tidak perlu memanjat untuk mendapatkan buahnya, dengan hanya berjinjit sedikit maka buah karamunting pun sukses dipetik… lebih serunya kalau dilakukan rame-rame, bermodalkan kantong plastik (kresek) kecil, semuanya bersaing untuk mendapatkan buah paling banyak… walaupun ujung-ujungnya tidak termakan semuanya.

     Namanya buah Karamunting. Hhm… nama nya sedikit aneh tapi rasanya enak . Waktu kecil saya dan teman-teman sering sekali mencari buah karamunting  di semak-semak di kebun kakek, Entah mengapa kali ini saya ingat dan kangen dengan buah yang satu ini. Di kebun kakek banyak sekali tumbuhan Karamunting yang tumbuh dengan sendirinya dan ada juga yang di tanam, tumbuhan ini kata kakek.


      Dan saya juga mencari tau maanfaat dari buah karamunting ini.
Berikut manfaat buah Karamunting

1. Hemostasia
Buah Karamunting menunjukkan efek hemostatik dalam saluran pencernaan bagian atas dan melawan Metrorrhagia penyebab pendarahan pada wanita. Akar Karamunting juga bisa meningkatkan jumlah trombosit, meningkatkan tingkat fibrinogen, dan otot kontrak pembuluh darah halus.

2. Efek adaptif
Buah Karamunting meningkatkan tingkat hemoglobin dan jumlah sel darah merah. Hal ini juga meningkatkan antianoxic, rasa dingin dan kemampuan melawan kelelahan organisme.

3. Anti-bakteri
Dalam sebuah penelitian menunjukkan bahwa buah Karamunting dan ekstrak akar menghambat Staphylococcus aureus penyebab nanah. Karamunting juga menghambat E. coli dan Staphylococcus aureus penyebab nanah.

Hahaha.. inilah artikel saya dalam sesi buah khas dayak maanyan...ikuti trus artikel saya...


Kisah Wawey Mawiney lagi Huan Kataru

      Naan kisah erang kaulun wawey sa masih polos wau mudi teka sakulah andri uruwawa sa bingung. bulu hanye bapaner baya ineh ni.

     "Neh daya inun sah pas aku hang sakulah nien kawan upu ninung ma kapit meja unengan ku maharung, inun sah maksud here ru??" tunti anak ma ineh ni.

     "Biasa ni mun anak upu ninung ma kapit meja sa naharung wawey ru, iru tanda ni here ninung sempak na pakai daya wawey iru", eaw ineh ni ma anak ni.

     Owhh iru lah nehh, ha untung aku nien hang sakulah puang pakai sempak, bulu puang here kaiuh ninung sempak ku.

     Paulus ekat igitik (geleng kepala) ineh ni karengei anak ni bapaner iru..

Hahaha, sekian artikel teka aku, artikel ina hanya lah sekedar pakai takam kakihi sasamehh.....

Rabu, 18 Mei 2016

Takut Wuah Dana (Denda)

      Erang kaulun Amah sa tu'u maungkir wuah tuntut anak kasayangen ni himpan mamai helikopter. awal ni amah iya iru puang satuju kude daya amah ni sayang baya anak bulu setuju amah ni ru.

Singkat sarita!!

      Sahaut hampe unengan heli ru, pilot ni bapaner," mun mamai bayar 50 ribu, amun bapaner waktu hang amau die dana 100 ribu, kude mun puang bapaner isa kawusi aku ngami  hanyu 500 ribu."

      Sahaut satuju andri perjanjian iru, heli ni mulai na sansiding daya pilot andi gaya tungkir ta waleng hang amau. sahaut hampe mendarat minau pilot salut baya amah iya sa maungkir iru eaw ni, "wah salut aku andri hanyu, salenga mahi bapaner erang kawusi ai. "

       Eaw amah iya iru kamulek, "sabujur ni aku nien kai bapaner , kude aku pahakun dana." inun sa kai na paner nu?" tunti pilot ma amah iya iru." Anak ku lawu teka heli," jawab amah iya iru...


Salamat Kariwe!!!

Alat Musik: Kangkanung Dayak Kalimantan

   Kali ini saya salin artikel dari salah satu blog yang saya ikuti. Setiap daerah memiliki alat musik yang beragam, contohnya adalah “Kangkanung” yang akan saya bahas di artikel ini.
          Kangkanung adalah alat musik yang berasal dari Kalimantan Tengah. Seperti yang anda ketahui, Kangkanung alat musik yang di pukul, tapi bukan alat musik moderen seperti Drum, alat musik ini sejenis instrumen yang juga terdapat di Jawa dengan sebutan Kenong, tapi Kangkanung lebih mengarah pada sejenis Bonang bila merujuk pada ensemble gamelan, di Bali disebut Reong, di Minang disebut Talempong.



          Kangkanung adalah penyebutan yang umum baik bagi suku Dayak Ngaju, Ma'anyan. Taboyan, Lawangan dan Dusun, disebut juga dengan istilah Kanung, sedang di suku Dayak Siang disebut Klentang.

          Cara memainkannya hampir sama dengan alat musik sejenis dari daerah lainnya. Jumlah Kangkanung ada 5 buah, yang disusun secara berjejer memanjang diatas rajutan tali di sebuah wadah kotak persegi panjang yang terbuat dari kayu.


Kangkanung
Asal dari                               : suku-suku Dayak di Barito
Jenis Instrumen                    : Idiophone
Nada                                     : A, C, B, E, dan G
Jumlah                                  : 5 buah
Frequensi bunyi                    : ? Decibel
Cent Nada                             : ?
Ukuran lingkar                      : masing-masing kurang lebih 20 cm
Ukuran lingkar tonjolan        : masing-masing 3-5 cm
Dimainkan                            : Dipukul menggunakan 2 buah stick kayu
Penempatan                           : Disusun berjejer diatas rajutan tali, diatas sebuah kotak persegi panjang dari kayu
Bahan                                    : Campuran tembaga, timah, kuningan (perunggu)
Sikap pemusik                      : duduk bersila pada saat memainkan
Instumen sejenis                   : Bonang/Kenong (Jawa), Reong (Bali), Talempong (Minangkabau)

Ukuran lingkar Kangkanung kurang lebih 20 cm dan memiliki tonjolan (bagian yang di pukul) di bagian atas dengan 3-5 cm.

          Nada masing-masing Kangkanung dihasilkan dari tebal tipisnya masing-masing buah Kangkanung, nada tersebut yaitu A, C, D, E, dan G, dengan klasifikasi nada pentatonik. Kangkanung dimainkan dengan cara di pukul dengan dua buah pemukul atau stick, pemukul/stick terbuat dari bahan kayu yang kuat. Stick atau pemukul Kangkanung tidak dibuat benjolan pada ujungnya dan tidak juga dilapisi kain atau karet pada ujung yang bersentuhan dengan Kangkanung. Bahan Kangkanung terbuat dari campuran timah, tembaga, dan kuningan. Posisi atau sikap pemain Kangkanung pada saat memainkannya, dengan sikap duduk bersila.

          Fungsi musik, untuk mengiringi upacara adat ritual Balian, penggunaan Kangkanung untuk upacara Balian dikeranakan bunyi yang dihasilkan Kangkanung sesuai dengan bunyi yang dihasilkan oleh Gelang yang dihentakkan penari Balian (baik Dadas maupun Bawo) di pergelangan tangan mereka.

Senin, 16 Mei 2016

Seri Kuliner Dayak Maanyan Jilid 2

Papai, Pakasem Baya Gaguduh Nanakan
          Makanan berikut ini memang tidk bisa diklaim khas dayak Maanyan, namun sudah dikenal oleh masyarakat dayak Maanyan sejak jaman dahulu.

1. Papai
          Papai dikenal juga oleh Dayak Dayak yang lain, maupun suku bangsa yang lain. Dayak Ngaju menyebutnya sebagai mandai. Sebagian menyebutnya dame atau  dami. Makanan ini terbuat dari kulit cempedak yang telah dibuang kulit luarnya yang tipis. Kulit yang sudah dikupas diberi garam secukupnya. Papai ini enaknya digoreng saja, baik kering maupun dioseng basah. Kalau menginginkan rasa papai yang manis dan lunak, maka segera sesudah dikupas dan diberi garam sedikit langsung digoreng, kalau menginginkan papai yang agak kecut dan dagingnya sedikit keras rendam dulu dalam air garam 1-2 malam, lebih dari 1-2 malam papai kecut tapi lunak. Saya sendiri suka papai yang asam diiris tipis tipis digoreng kering dengan irisan bawang Bombay yang banyak dan irisan cabe rawit plus sedikit MSG, enak sekali.

Dahulu orang menyimpan papai dalam guci atau stoples selama berbulan bulan, sebagai persediaan. Karena papai bukan dianggap sebagai sayur namun juga pengganti daging sebagaimana tempe dan tahu.

2.  Gaguduh Nanakan

          Nanakan atau cempedak (Artocarpus cempeden) juga enak digoreng sebagaimana membuat pisang goreng, namun yang paling enak digoreng di atas api kecil dan agak lama, sehingga biji di dalamnya betul betul matang, sehingga selain daging cempedak , bijinya juga bisa dinikmati. Biji cempedak juga enak direbus, sampai kulitnya terkelupas, biji ini mengandung karbohidrat yang tinggi.

3.  Pakasem

          Sebagaian daerah menyebutnya pakasam, namun di Malaysia Timur (Kalimantan) pakasam sama dengan “wadi”. Jadi bukan pakasem. Pembuatan pakasem hampir sama dengan wadi, namun yang menjadi pengawetnya adalah garam dan nasi dingin. Penyimpanannya sama dengan pembuatan wadi (lihat tulisan saya terdahulu), namun dalam waktu tiga hari sudah “jadi”, semakin lama pakasem, daging dan tulang ikan atau daging yang dipakasem menjadi lunak. Sangat enak pembaca…seperti rasa wadi, namun lebih asam.

Sabtu, 14 Mei 2016

Eksekusi Hukuman Matey

Sarita Kisuh Tuu – Ina kisah ulun sa terpidana kai na hukuman matey daya tabukti haut membantai kawan ulun bulu na wunu.
Sahuan na timak, tukang timak ni nunti ma hanye, eaw ni inun pinaku nu sa huan aku mahukum matey hanyu.
Jawab upu iru “Awat Sanapang iri na Pindah ma arah ulun lain, Pak!”.
Hehehe...Baran ni leh postingan ku malem ina...!!!!!

Kematian dalam Pengetahuan Orang Dayak Maanyan di Kalimantan Tengah

Lihat Gambar

Bagi orang Dayak Maayan, kematian tidak lebih dari perpindahan kehidupan. Ritus penguburan dianggap hanya mengantarkan jiwa orang yang meninggal ke tempat peristirahatan sementara. Sedangkan ritus pembakaran tulang akan mengantarkan jiwa ke surga.

1. Asal-usul

Suku Dayak Maanyan merupakan salah satu dari bagian dari sub-suku Dayak yang hidup tersebar di pulau Kalimantan, di antaranya di bagian timur Kalimantan Tengah yang disebut Maanyan I dan di Kalimantan Selatan yang disebut Maanyan II. Selain itu, suku ini masih memiliki banyak nama yang berbeda penyebutannya di masing-masing tempat, seperti Dayak Warukin, Dayak Balangan, atau Dayak Samihim (Yekti Maunati, 2006).
Melalui ajaran leluhur, Dayak Maanyaan memiliki konsep kematian yang sederhana namun sakral. Menurut mereka, kematian tidak lebih dari perpindahan kehidupan. Konsep ini masih dipercaya dan ditaati hingga sekarang, meskipun memerlukan biaya yang tidak sedikit. Karena untuk menghormati kematian, mereka harus menggelar ritus kematian (JU. Loontan, 1975; Fridolin Ukur, 1992). 
Ritus kematian yang digelar pada hakikatnya hanyalah menghantarkan liau (jiwa) agar sampai di tempat yang dituju, yakni lewu (surga) dan agar tidak tersesat di tengah jalan. Dalam ritus dibacakan nyanyian oleh seorang balian (dukun) yang bermakna dua sisi, negatif dan positif. Nyanyian negatif merupakan peringatan kepada liau supaya jangan tersesat, adapun positif memperlihatkan jalan yang harus ditempuh. Ritus kematian secara tidak langsung juga berfungsi melindungi manusia yang masih hidup dari teguran dan gangguan dari liau-liau yang masih gentayangan (Loontan, 1975).     
Orang Dayak Maanyaan memiliki tiga ritus selain ritus penguburan, yaitu marabea, ngadatun, dan ijambe. Ritus penguburan dianggap hanya mengantarkan liau ke bukit pasaha raung (tempat peristirahatan sementara). Sedangkan ritus pembakaran tulang akan mengantarkan liau ke lewu liau (surga). Makam orang-orang Maanyan menunjukkan hierarki sosial tertentu. Makam kaum bangsawan terletak di hulu sungai, disusul ke arah hilir untuk makam kalangan prajurit, penduduk biasa, dan yang paling hilir adalah makam untuk kaum budak (Loontan, 1975; Ukur, 1992).     

2. Konsep Kematian

Konsep kematian orang Dayak Maanyaan tampak mencerminkan sebuah pandangan yang sederhana namun sakral. Bagi mereka, kematian tidak lebih dari perpindahan kehidupan. Dalam bahasa lokal, kematian dirumuskan dengan sederhana sebagai berikut:
Mi-idar jalan, mi-alis enoi, ngalih penyui teka manusia. Artinya, berpindah jalan beralih lorong, mengalihkan langkah dari dunia manusia. 
Dalam rangka memindahkan kehidupan manusia yang mati ini, Suku Dayak Maanyan menggelar ritus kematian yang pada hakekatnya hanyalah menghantarkan jiwa agar sampai ke tempat yang dituju. Oleh karena itu, nyanyian balian ketika memimpin ritus terdiri dari dua sisi, yakni negatif dan positif.
Nyanyian negatif merupakan pesan kepada liau agar tidak tersesat. Berikut adalah syairnya:
Tawang kanju erang tumpalalan, angkang kedang ba iwu jumpun hakekat;
Ada malupui laln mainsang inse, enoi isasikang piak;
Takut tawang ma-ulung kakenreian, umbak basikunrung bakir.
Artinya:
Agar jangan sesat di perapatan, tertahan di hutan lebat;
Jangan mengikuti jalan yang berliku-liku, lorong bersimpang;
Seperti kaki anak ayam tersesat ke laut lepas, gelombang memukul dahsyat.
Sementara itu, nyanyian positif memperlihatkan jalan yang harus ditempuh. Berikut syairnya:
Lalan buka sadapa, enoi salawangan petan;
Lalan banteng ue, lalan kala imasisit, enoi alang ingapeleh.
Artinya:
jalan dibuka sedepa, lorong selebar sumpitan;
Jalan selurus rotan ampuh, lorong yang bening bersih;
Jalan yang licin rata, seperti halusnya rotan diraut.
Ritus kematian secara tidak langsung juga berfungsi untuk melindungi manusia yang masih hidup. Artinya, dengan menggelar ritus kematian, manusia yang hidup dibebaskan dari teguran dan gangguan dari liau-liau yang masih gentayangan. Melalui ritus kematian, liau diantarkan ke lewu liau oleh tempon telon agar bertemu dengan para leluhur.
Menurut orang Dayak Maanyan, kehidupan mendatang tidak ubahnya kehidupan sekarang ini. Oleh karena itu, terdapat syarat-syarat tertentu yang harus disiapkan oleh keluarga dan kerabat yang masih hidup dalam menggelar ritus kematian. Lengkap tidaknya syarat ritus tersebut akan menentukan kedudukan liau di lewu liau. Meskipun demikian, bagi warga suku yang miskin, bukan berarti mereka tidak dapat menggelar ritus dengan sempurna. Bagi mereka justru dapat mempersiapkan sebaik mungkin agar liau dapat pergi ke lewu liau (jiwa) dengan lancar. 
Orang Dayak Maanyaan memiliki tiga ritus kematian yang dianggap sempurna, yaitu marabea, ngadatun, dan ijambe. Ketiga ritus ini dilakukan setelah ritus penguburan. Ritus penguburan dianggap sebagai hanya mengantarkan liau ke bukit pasaha raung (tempat peristirahatan sementara), sedangkan ritus kematian pembakaran tulang akan mengantarkan liau ke lewu liau.
Ritus setelah penguburan berupa pembakaran tulang dengan menggali kuburan para mendiang. Tulang-tulang dikumpulkan lalu dimasukkan ke tambak (tempat penyimpanan tulang; Orang Dayak Ngaju menyebutnya sandong). Pembakaran tulang ini memiliki dua tujuan, yaitu:
  • Penyucian, yakni melenyapkan segala najis, kotor, kelemahan, kesialan, dan sebagainya dari yang orang meninggal sehingga memperoleh kesucian tanpa cacat.    
  • Selaku detik penobatan mereka menjadi Sang Hyang. Oleh karena itu, tempat pembakaran tulang itu disebut Gunung Padudusan Hyang (Gunung Penobatan Sang Hyang).
Ritus pembakaran ini bersifat wajib. Jika tidak, liau dikhawatirkan tidak dapat melanjutkan perjalanan ke lewu liau. Liau terpaksa bertahan di bukit pasahan raung, sehingga suatu ketika mereka kehilangan daya hidup dan hilang begitu saja, di mana itu merupakan kesedihan yang berat bagi yang meninggal dan keluarganya.
Oleh karena itu, keluarga dan kerabat harus mengantarkan sesaji guna memelihara daya dengan menggelar ritus pembakaran tulang. Jika dalam jangka waktu yang lama tidak dilaksanakan, konon liau akan menegur dan memperingatkan kerabatnya melalui pertanda, misalnya dengan terjadinya kecelakaan atau terkena penyakit.

3. Pengaruh Sosial

Pengetahuan orang Dayak Maanyan tentang kematian ini memiliki pengaruh sosial yang nyata dalam kehidupan, antara lain:
  • Menghormati manusia. Konsep ini berpengaruh terhadap sikap Suku Dayak Maanyan terhadap manusia, khususnya yang sudah meninggal. Ritus kematian dilakukan untuk untuk menghormati kerabat yang wafat agar jiwanya sampai ke liau (surga).
  • Tanggungjawab sosial dan keluarga. Konsep menjadikan tanggungjawab sosial dan keluarga semakin jelas, yaitu mereka memiliki tanggungjawab kepada keluarga dan leluhurnya yang telah meninggal dengan menggelar ritus.

4. Penutup

Konsep kematian Dayak Maanyan menggambarkan bahwa setiap pribadi memiliki tanggungjawab pribadi dan sosial yang tidak mudah. Meskipun demikian, mereka menaati konsep leluhur ini dengan menerapkannya di dalam kehidupan nyata.

Joni Kunuku::15/06/2016

Kamis, 12 Mei 2016

3 Sara Himpan Jari Ulun Baduit

               Bagi Naun sa haut bagawi, jari ulun tatau nyalah ni haut erang langkah labih muran. Sa penting hanye iru kala’awe naun ngulah prioritas waktu ngaluar duit.
                Sapuangni naan rueh sara ulun tau jari tatau. Ka’isa bagawi tatamam baya tarus ngampamai jenjang karir.  Bulu ka”rueh, bausaha bagawi  mamaeh baya ngatur duit papintar.

1.       Babeda teka ulun lain
     Amun haut kahaba gawian baya gaji tatap, gaji iru na pakai mamaeh pakai keperluan salawah erang wulan. Ada hampe gaji sa ngatur welun kude sasuai andri welum teka gaji naun erang wulan.
Ada hampe welun ulun lain karasa pamelun naun. Amun hamen jari ulun tatau, pastikan naun babeda teka kawan ulun rama hang luaran yari.
2.       Manabung
     Ka isa kasadaran manabung harus hinang na karaja. Kasadaran ina sa penting himpan tau ngulah naun mampamai keuangan keluarga.
Amun tabungan inam naun haut rama, mulailah bainvestasi baya nanam saham sa tacatan gaha menguntungkan satiap kawan ulun.
3.       Ada gaha ngihau duit
     Ka telu ina sa paling gaha na alap daya kawan ulun, tapi aku iwara hampi naun, ada naun gaha ngihau duit daya, apabila naun ngihau duit naun pasti bapikir tamian naun tau hinang ngampulek duit ihauan naun ru, kude amun memang  iru penting tu’u la isa rueh kali ngihau duit teka ulun puang jari masalah, asalkan naun karasa sara himpan hinang ta’ampudi duit iru. Daya inun aku iwara ada ngihau duit, daya iru tau ngulah halang naun himpan tau jari ulun tatau.

Irulah tips teka aku himpan takam tau jari ulun baduit.. Sukup ina sa tau aku ngami nung naun, padahal rama lagi tips-tips himpan jari ulun baduit. Sekian Artikel kariwe ina teka aku..tatap ikuti kawan artikel ku selanjut ni...




Perbedaan,,Huan Idarangan andri 10 taun Idarangan

Hantek huan idarangan, alias masih pacaran atawa tunangan :
Dami sa wawei batan kingking :
Wawei : “Yank, kingkingku batan” (lengan na ulah ulah numpan hedu)
Upu : “aduh, sayang.puang malu leh sayang” (nyesep bureh ira kingking, masang uruwawa raja panik)

Hantek 10 taun Haut Idarangan :
Wawei : “Pah, kingkingku batan” (magun hamen hedu xi xi)
Upu :  “Temeh.hang awe sa nganak mate??, luwan eauku ada hanrias bawang nelang nonton sinetron!”

Hantek huan idarangan, alias masih pacaran atawa tunangan :
Dami sa lagi hang mall atau pasar :
Wawei : “Yank, aku hamen gaun yiru..” (kuit kuit kingking nutui gaun rarang)
Upu : “Demi sayang…ayo tarueh midi ni, pasti sayang magin mawiney” (ngungkar duit pateke-an gaji erang wulan bagawi)

Hantek 10 taun Haut Idarangan :
Wawei : “Pah, aku hamen gaun yeru..” (kuit kuit kingking nutui gaun rarang)
Upu :  “Inun sa wangun nu mamah? Aur  hamen midi gaun eleh, baju hang lewu puang muat lamari???”

Hantek huan idarangan, alias masih pacaran atawa tunangan :
Dami sa wawei bapupur bagincu tamam, wiwi mariyang marede hindra:
Wawei : “Yank……” (kitik kitik hindra jalan paunan hamen ngantelui)
Upu : “wow sayang lah..ane puang kataru aku, mawiney tuu hanyu yang, wiwini nyalah wiwi Angelina Jolie hindra” (*mawiney atau puang, puang masalah penting menggombal)

Hantek 10 taun Haut Idarangan :
Wawei : “Pah, “Yank……” (kitik kitik hindra jalan manu waukan ete)
Upu :  “ngunu ma awe sa hanyu mah?? riyang gincu kayiri? nyalah sa artis hindra!?”

Hantek huan idarangan, alias masih pacaran atawa tunangan :
Dami sa wawei makai gaun seksi, sepatu amau tumit nyalah jarangkang, make up iri2 hi Syahrini:
Wawei : “Yank……” (jay jay jangkau ngalut jangkau Model hang Elite Model Inc)
Upu : “Gilaaaaaaa…..Astaga…..bauntung tuu aku na, upu biasa biasa ai, tau memiliki hanyu sa mawiney nyalah hi Nadya Hutagalung” (rayuan pulau angang kaluar)

Hantek 10 taun Haut Idarangan :
Wawei : “Pah, ……..” (jap jap jangkau na ulah2 numpan anggun nyalah hi Titik Puspa)
Upu :  “ngunu ma awe sa hanyu mah?? Ulah makai baju dinung ulun saparu umu ape hang luar kayiri? Ang itatuehan hindra!, hinang sandri!”

Hantek huan idarangan, alias masih pacaran atawa tunangan :
Dami sa wawei padangan, lalu ngundang pacar/tunangan ni kuman hang lewu andri menu “saluang baya tuku na sumap baya teung asem”
Wawei : “Yank, marauh kalo luenku? Kuman wahai wahai yank lah?……” (puang iyuh puang harus nyakui nahi luen ma lumah sa upu
Upu : “bauntung tuu aku na, sagar uweng darangan mawiney nelang pannai padangan jalah Chef Marinka hindra “(padahal ikere budas, erang luen ang kakudarat budas)

Hantek 10 taun Haut Idarangan :
Wawei : “Pah…! Kuman haut! Ada aur Facebookan tarus!! ……..” (sakui nahi ma lumah masing masing he he he)
Upu :  “Inun ngulah sa erang luen nu mah? Hampe sa mapait budas..puang ule kuta…awe luen kalumpe penah andrau nien, aku kakan sa hiye” (padahal kalumpe nien ulahan darangan pada eh)

Hantek huan idarangan, alias masih pacaran atawa tunangan :
Dami sa upu tamam agak iri2 nyalah aktor  Korea hindra, jambul nyalah udi kekeh manu, parfum Perancis nampaur hindra enguhni……..
Wawei : “Yank, hanyu ngunu ma awe? Bangga nanamni kadinung sayang rapi nelang wangi (dami la lagi jatuh cinta, inun sa taruni la arti kata “wangi” ru basa maanyan”
Upu : (suni, tersipu malu.)

Hantek 10 taun Haut Idarangan :
Wawei : “Pah…! ngunu ma awe sa hanyu tamam agak nyalah Abege hindra? Inun yiri ngunu ngantara sa anum lagi sah??? (ngadidit tanpa alasan).

Hantek huan idarangan, alias masih pacaran atawa tunangan :
Dami sa upu hobby tuu niba elektronik, tiao andrau garuit garuwak makai obeng ma kawan TV, Radio, Tape dan lain lain
Wawei : “Calonku ru wahai ketampilanni, selain pintar hantek hanye kuliah yari, hanye panai barang tangakaeh kawan TV, Radio “ (bangga, iwawara ma kawan hengau wawey sa huan kahaba calon)

Hantek 10 taun Haut Idarangan :
Wawei : “Pah…ada aur igaruit kawan TV yiri emah magin rusak!!, atet ma hi Rahmat hang pasar ru, elah hanye nangkaehni, duhu sa bayar ekat 50 ribu (marempeng hindra iraraat penah malem, daya aheng sa hanye wuah garuit, ina sa butup TV na garuit he he).

Hantek huan idarangan, alias masih pacaran atawa tunangan :
Dami sa upu aur ngurus satua keleleuanni, 2 kaukui jagau mariyang, 2  kaukui wurung, erang kaukui duyu”
Wawei : “Calonku ru halus perasaan ni, pe nyanyang binatang bo…., ulunni pembersih tuu” (bangga, iwawara ma kawan hengau wawey sa huan kahaba calon nelang gemai mutu pusuk suku hang lehung watang he he)

Hantek 10 taun Haut Idarangan :
Wawei : “Pah…ada aur ngurus situa tarus, teka kaiyat hampe kamalem aur sa ngurus duyu katiya duyu eleh, nyalah puang uweng anak darangan hindra!!” (mamperat ngunyak ammau malem).

Hantek huan idarangan, alias masih pacaran atawa tunangan :
Upu :  “yang….aku haus…”
Wawei : “andrey erang itus lah sayang….(badadas ngulah es teh erang galas hante nelang mamis bangat he he)

Hantek 10 taun Haut Idarangan :
Upu :  “Mah….aku haus…”
Wawei : “NA ULAH RAERAIII…PUANG KADINUNG SA HANYU AKU LAGI NGAMPUMU GENNA???”

Hahaha...cukup sekian perbedaan  waktu haut idarangan bya sa huan idarangan..... :)